Senin, 08 Agustus 2016

5 Alasan Kamu Nggak Perlu Bandingkan Diri Dengan Orang Lain


Presiden ke-26 Amerika Serikat, Teddy Roosevelt pernah berkata, "Perbandingan adalah pencuri sukacita." Yap, kita memang nggak perlu bandingkan diri dengan orang lain kok.

Mungkin tanpa sadar, kamu pernah membandingkan diri kamu dengan orang lain? Wajar saja, sebab di dunia modern ini, hidup orang lain hanya berjarak satu "klik" teknologi. Tapi, sebaiknya kamu nggak membandingkan diri dengan orang lain sepanjang waktu.

Berikut ini adalah beberapa alasan kamu nggak perlu membandingkan diri dengan orang lain.
1. Media sosial bukanlah hal yang nyata
Nggak selamanya apa yang ada di dalam media sosial itu sesuai dengan kenyataan. Kadangkala media sosial itu pun menipu. Sebuah studi yang diterbitkan Personality and Social Psychology Bulletin menemukan bahwa orang cenderung mengungkapkan emosi positif dibandingkan dengan sisi negatifnya. Kalo seseorang tampak sempurna di media sosial, belum tentu kehidupan nyata mereka juga sempurna.

Rabu, 22 Juni 2016

Delapan Kalimat Intisari Kehidupan

delapan-kalimat-intisari-kehidupan-random-article

Ada seorang pria, tidak lolos ujian masuk universitas, orang tuanya pun menikahkan ia dengan seorang wanita.

Setelah menikah, ia mengajar di sekolah dasar. Karena tidak punya pengalaman, maka belum satu minggu mengajar sudah dikeluarkan.

Setelah pulang ke rumah, sang istri menghapuskan air mata nya, menghiburnya dengan berkata: "Banyak ilmu di dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada orang yang tidak bisa menuangkannya. Tidak perlu bersedih karena hal ini. mungkin ada pekerjaan yang lebih cocok untukmu sedang menantimu."

Kemudian, ia pergi bekerja keluar, juga dipecat oleh bosnya, karena gerakannya yang lambat.

Saat itu sang istri berkata padanya, kegesitan tangan-kaki setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, dan kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat?

 Kemudian ia bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun, semuanya gagal di tengah jalan.

 Namun, setiap kali ia pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak pernah mengeluh.

Ketika sudah berumur 30 tahun-an, ia mulai dapat berkat sedikit melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu wicara.

Kemudian, ia membuka sekolah siswa cacat, dan akhirnya ia bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat di berbagai kota.

Ia sudah menjadi bos yang memiliki harta kekayaan berlimpah.

Suatu hari, ia yang sekarang sudah sukses besar, bertanya kepada sang istri, bahwa ketika dirinya sendiri saja sudah merasakan masa depan yang suram, mengapa engkau tetap begitu percaya kepada ku?

Ternyata jawaban sang istri sangat polos dan sederhana.

Sang istri menjawab: sebidang tanah, tidak cocok untuk menanam gandum, bisa dicoba menanam kacang, jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, bisa ditanam buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam pasti bisa berbunga. karena sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, dan pasti bisa menghasilkan panen darinya.

Mendengar penjelasan sang istri, ia pun terharu mengeluarkan air mata. Keyakinan kuat, katabahan serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit yang unggul;

Semua prestasi pada dirinya, semua adalah keajaiban berkat bibit unggul yang kukuh sehingga tumbuh dan berkembang menjadi kenyataan.

Di dunia ini tidak ada seorang pun adalah sampah, hanya saja tidak ditempatkan di posisi yang tepat.

Setelah membaca cerita ini, jangan dibiarkan saja, sharing dan teruskan ke orang lain, Anda adalah orang yang berbahagia.

Delapan kalimat di bawah ini, semuanya adalah intisari kehidupan:

1. Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun diberi gunung emas pun tidak akan bisa merasakan kebahagiaan.

2. Orang yang tidak bisa toleransi, seberapa banyak teman pun, akhirnya semua akan meninggalkannya.

3. Orang yang tidak tahu bersyukur, seberapa pintar pun, tidak akan sukses.

4. Orang yang tidak bisa bertindak nyata, seberapa cerdas pun tidak akan tercapai cita-cita nya.

5. Orang yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, seberapa giat bekerja pun tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.

6. Orang yang tidak bisa menabung, terus mendapatkan rejeki pun tidak akan bisa menjadi kaya.

7. Orang yang tidak bisa merasa puas, seberapa kaya pun tidak akan bisa bahagia.

8. Orang yang tidak bisa menjaga kesehatan, terus melakukan pengobatan pun tidak akan berusia panjang.

Berbagi sebuah tulisan motivasi yang sangat bagus dengan Anda dan terima kasih jika sahabatku mau membagikannya ke orang lain..

Jumat, 01 April 2016

Sudahkah Kita Menjadi 'Pelaku' Kasih?


Kasih tidak menyangkal perbedaan tetapi menerima perbedaan dan menjadikannya suatu momen untuk saling, menghargai, melengkapi dan memperkaya satu sama lain.

Kasih tidak menjamin tidak akan ada masalah, gesekan dan pertengkaran. Tetapi kasih mengajak semua orang untuk tidak menjadikan masalah sebagai jalan untuk berpisah tetapi semakin mengutuhkan persaudaraan.

Kasih bukan juga menjadikan kita terutama untuk menjadi sempurna, tetapi justru dalam keterbatasan itu kita mau saling berbagi dan menjadikan orang lain sebagai saudara dan sahabat.

Kasih juga bukan antara aku dan kamu, engkau dan dia harus sejalan dan seirama. Derap langkah kita bisa berbeda dan irama hidup kita bisa tidak sama namun tujuan kita bisa satu dan sama yakni menjunjung tinggi perdamaian dan keadilan.

Kasih bukan mau menonjolkan diri walau ia punya banyak talenta. Tetapi sebaliknya, semakin rendah hati dan bersedia membagikan talentanya itu demi kebahagiaan orang lain.

Kasih juga tidak menjamin orang tidak akan pernah berlaku kasar, mengeluarkan kata-kata penghinaan, cibiran, dan ejekan. Tetapi kasih mendorong kita menyadarinya sebagai sesuatu yang salah dan mengajak kita untuk meminta maaf.

Kasih tidak memandang penghinaan orang lain sebagai bencana, tetapi sebagai jalan untuk menjadikannya sebagai pribadi yang sabar dan tabah. Kasih tidak menyimpan sakit hati dan balas dendam terhadap orang lain, tetapi selalu mengedepankan pintu maaf dan pengampunan bagi sesama.
Kasih tidak terutama melihat apa yang diberikan oleh seseorang tetapi siapa yang memberikan itu dari ketulusan dan keikhlasan hatinya. Kasih selalu mengajak kita untuk berterima kasih dan bersyukur akan pemberian terkecil sekalipun.


Kasih mengajak setiap orang menunjukkan dirinya bukan terutama lewat kata-kata tetapi lewat perbuatan. Karena itu kasih bisa kita untai berjuta makna dan berjuta slogan namun satu yang terpenting sudahkah kita, saya dan Anda telah menjadi pelaku kasih.

Penulis: K. Tatik Wardayati
Sumber: Intisari

Kamis, 31 Maret 2016

Sebuah Tindakan Kasih Sayang

Cinta terbesar seseorang adalah ketika ia memberikan nyawanya untuk orang-orang yang mereka kasihi.

Gajah adalah hewan terbesar yang hidup di darat.  Mereka memiliki kebutuhan yang besar akan air untuk kelangsungan hidup mereka. Gajah minum dengan cara menyedot air ke dalam bebalainya yang besar, mengaduk-aduk ke dalam mulutnya yang terbuka, kemudian meniup untuk melepaskan air di dalam mulutnya seperti semprotan. Gajah jantan besar mungkin menyimpan hingga 10 liter air dalam belalainya, dan mungkin minum hingga sekitar 200 liter per hari.

Saa itu musim panas, kekeringan yang parah terjadi di hutan. Kolam, sungai, dan aliran sungai mengalami kekeringan. Hewan-hewan berlari panik mencari air. Seekor gajah jantan bersama pasangannya, letih mencari air di bawah sinar matahari musim panas terik itu. Mereka datang ke tempat tidur berpasir di sungai yang kering. Gajah jantan menggali lubang yang dalam dan menemukan sedikit air. Dengan penuh kasih ia memanggil pasangannya untuk minum air itu. Tetapi gajah betina dengan penuh kasih bersikeras bahwa ia meminumnya sedikit, pura-pura tidak haus. Mereka akhirnya memutuskan untuk minum bersama-sama. Mereka menenggelamkan belalai mereka ke dalam air dan pura-pura minum dengan menaikkan belalai kosong mereka, padahal tidak ada air dalam belalai mereka.

Mereka pun menyadari bahwa kekuatan cinta mereka, akhirnya mereka saling berpelukan satu sama lain dengan belalai mereka. Hewan-hewan dalam kisah ini menggambarkan cinta pengorbanan sejati, bentuk terbesar dari cinta. Demikian pula dengan kisah berikut ini. Seorang terkenal sedang lewat hutan. Ia datang ke tempat yang hancur karena kebakaran hutan liar. Ia bisa melihat tanaman hangus, pohon-pohon, dan hewan di mana-mana. Ia melihat seekor unggas terbakar dan menyentuhnya dengan tongkat. 

Tubuh unggas besar itu hangus dan jatuh, kemudian dari dalam tubuh induk unggas yang terbakar itu, beberapa anak unggas keluar. Ia bisa mengetahui peristiwa itu dengan mudah. Rupanya induk unggas itu berusaha  menembus api yang mengamuk dalam upaya menyelamatkan anak-anaknya.

Tetapi karena ia tidak bisa pergi ke mana-mana, ia menutupi anak-anaknya dengan pelukan dan akhirnya menerima luka bakar di tubuhnya sendiri. Ia menyelamatkan anak-anaknya dengan mengorbankan hidupnya sendiri dalam api. Orang itu pun tahu bahwa induk unggas itu telah memberikan contoh cinta pengorbanan kepada kita.

Cinta terbesar seseorang adalah ketika ia memberikan nyawanya untuk orang-orang yang mereka kasihi.

Penulis: K. Tatik Wardayati
Sumber: Intisari
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...